Kamis, 09 Agustus 2012

Kumpulan Puisi Rindu Ramadhan (2)


PERSIMPANGAN KITA
Ini persimpangan hujan
Dan sekali sekali takkan menangis
Ini persimpangan aku dan engkau
menunggu reda
Menunggu bulan baru yang masih samar
samar
Ini persimpangan
Dan hujan tak kunjung reda
Rinduku menjadi ampak-ampak yang lamat
Rinduku dingin yang masuk ke dalam paru-
paru
Ini persimpangan
Tempatku dan engkau menyepi sendiri
Di bawah gubuk
Menanti reda, menanti adzan maghrib
Dari sayup semayup senja kala
Ini persimpangan
Gubuk bambu berdecit menyebut asma
angin
Aku dan engkau
Duduk berdua menunggu bulan baru
Juli 2012
***
TUDUNG HUJAN
Ini hari-hari penghabisan kemarau manusia
Ini hari-hari hijrah mega mega
Manusia-manusiaku tlah nantikan
Manusia-manusiaku lelah berjilat-berlelehan
Malam-malam tlah dipeluki embun hangat
Malam-malam hampir habis bulan terlihat
Sudah terlalu lama kami menanti peraduan
Untuk meminum air hujan
Dan kami juga jiwa
Kelaparan sepanjang tahun dicekik dosa
Dan kami juga raga
Terpanggang jadi belulang tanpa harga
Tudungilah, hujan!
Tudungilah kami yang kesakitan!
Kami rakus sebelas bulan!
Kami sesap darah bumi hingga
penghabisan!
Kami ingin bakar busuk bau darah!
Kami ingin bakar amis bau nanah!
Tudungilah kami, hujan! tudungilah kami!
Guyurkan air pada dosa dosa kami tanpa
tepi!
Basuh!
Basuh kami hingga kembali menjadi
manusia utuh!
Juli 2012
***
7 BAIT SAJAK RINDU LAMPU
Aku berpijar semu
Aku api beludru
Malamku peranjakan rindu
Malamku malam tuk beradu
Pijar syahdu
Getar syahdu
Kutunggu bulan sabit sempurna
Kutunggu hilal kucup cakrawala
Aku rindukan langit malam tenang
Malam berdo’a dzikir gemintang
Pijar syahdu
Getar syahdu
Rinduku berpijar jadi kupu kupu
Rinduku pada malam malam penuh
asmaNYA

Banyuwangi, Rajab
Panji Sadewo

Penulis adalah santri di PP Roudlatut
Tholabah Genteng, Banyuwangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar